PERUBAHAN
DAN ADAPTASI PSIKOLOGIS DALAM MASA KEHAMILAN
by : Ifana Safitri
Psikologi wanita hamil tidaklah seperti wanita biasa mereka sedikit ada perbedaan.. nah apa saja kira-kira yang berubah dari seorang wanita ketika hamil.. mari kita simak..
1. Trimester pertama
Trimester
pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan
wanita adalah terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan
kenyataan ini dan arti semua ini bagi dirinya merupakan tugas psikologis yang
paling penting pada trimester pertama kehamilan.
Sebagian
besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa ia hamil.
Kurang lebih 80 % wanita mengalamji kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi
dan kesedihan. Hingga kini masih diragukan bahwa seorang wanita lajang yang
bahkan telah merencanakan dan menginginkan kehamilan atau telah berusaha keras
untuk tidak hamilia mengatakan pada dirinya sendiri sedikitnya satu kali bahwa ia
sebenarnya berharap tidak hamil. Keseragaman kebutuhan ini perlu dibicarakan
dengan wanita karena ia cenderung menyembunyikan ambivalensi atau perasaan
negatifnya ini karena perasaan tersebut bertentangan dengan apa menurutnya
semestinya ia rasakan. Jika ia tidak dinbantu memahami dan menerima ambivalensi
dan perasaan negative tersdebut sebagai suatu hal yang normal dalam kehamilan,
maka ia akan merasa sangat bersalah jika nantinya bayi yang dikandungnya
meninggal saat dilahirkan atau terlahir cacat atau abnormal. Ia akan mengingat
pikiran-pikiran yang ia miliki selama trimester pertama dan merasa bahwa ialah
penyebab tragedy tersebut. Hal ini dapat dihindari bila ia dapat menerima
pikiran-pikiran tersebut dengan baik.
Beberapa
wanita, terutama mereka yang telah merencanakan kehamilan atau telah berusaha
keras untuk hamil, merasa suka cita sekaligus tidak percaya bahawa dirinya
telah hamil dan mencari bukti kehamilan pada setiap jengkal tubuhnya. Trimester
pertama sering menjadi waktu yang sangat menyenangkan untuk melihat apakah
kehamilan akan dapat berkembang dengan baik.
Hasrat
seksual pada trimester pertama sangat bervariasi antara wanita yang satu dan
yang lain. Meski beberapa wanita mengalami peningkatan seksual, tetapi secara
umum trimester pertama merupakan waktu terjadinya penurunan libido dan hal ini
memerlukan komunikasi yang jujur dan terbuka terhadap pasangan masing-masing.
Banyak wanita merasakan kebutuhan kasih sayang yang besar dan cinta kasih tanpa
seks. Libido secara umum sangat dipengaruhi oleh keletihan, nausea, depresi,
payudara yang membesar dan nyeri, kecemasan, kekhawatiran, dan masalah-masalah
lain yang merupakan normal pada trimester pertama.
2. Trimester kedua
Trimester
kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni ketika wanita
merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat
hamil. Namun, trimester kedua juga merupakan fase ketika wanita menelusur ke
dalam dan paling banyak mengalami kemunduran. Trimester kedua sebenarnya
terbagi atas dua fase; pra-quickening dan pasca-quickening. Quickening
menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah, yang menjadi dorongan
bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis utamanya pada trimester kedua,
yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang berbeda
dari ibunya.
Menjelang
akhir trimester pertama dan selama porsi pra-quickening trimester kedua
berlangsung, wanita tersebut akan mengalami lagi, sekaligus mengevaluasi
kembali, semua aspek hubungan yang ia jalani denghan ibunya sendiri. Wanita
tersebut mencermati semua perasaan ini dan menghidupkan kembali beberapa hal
yang mendasar bagi dirinya. Semua masalah interpersonal yang dahulu pernah
dialami oleh wanita dan ibunya, atau mungkin masih dirasakan hingga kini, dianalisis.
Dengan
timbulnya quickening, muncul sejumlah perubahan karena kehamilan telah menjadi
jelas dalam pikirannya. Kontak socialnya berubah. Ia lebih banyak
bersosialisaai denagn wanita hamil atau ibu baru lainnya, dan minat serta
aktivitasnya berfokus pada kehamilan, cara membesarkan anak, dan persiapan
untuk menerima peran yang baru. Pergeseran nilai social ini menimbulkan
kebutuhan akan sejumlah proses duka cita, yang kemudian menjadi katalis dalam
memperkirakan peran baru. Duka cita tersebut timbul karena ia harus merelakan
hubungan, kedekatan, dan peristiwa maupun aspek tertentu yang ia miliki dalam
peran sebelumnya yang akan terpengaruh dengan hadirnya bayi dan peran baru.
Sebagian
besar wanita merasa lebih erotis selama trimester kedua, kurang lebih 80%
wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual mereka dibanding
pada trimester pertama dan sebelum hamil. Trimester kedua relative terbebas
dari segala ketidaknyamanan fisik, dan ukuran perut wanita belum menjadi
masalah besar, lubrikasi vagina semakin banyak pada masa ini, kecemasan,
kekhawatiran dan masalah-masalah yang sebelumnya menimbulkan ambivalensi pada
wanita tersebut mereda, dan ia telah mengalami perubahan dari seorang menuntut
kasih sayang dari ibunya menjadi seorang yang mencari kasih sayang dari
pasangannya, dan semua factor ini turut mempengaruhi peningkatan libido dan
kepuasan seksual.
3. Trimester ketiga
Trimester
tiga sering di sebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode
ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah
sehingga ia menjadi tidak sabar menanati kehadiran sang bayi. Ada perasaan was
–was mengingat bayi dapat lahir kapan pun. Hal ini membuatnya berjaga –jaga
sementara ia memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala persalinan muncul.
Trimester
ketiga merupakan wakti, persiapan yang aktif terlihat dalam menanti kelahiran
bayi dan menjadi orang tua sementara perhatian utama wanita terfokus pada bayi
yang akan segera dilahirkan. Pergerakan janin dan pembesaran uterus, keduanya,
menjadi hal yang terus menerus mengingatkan tentang keberadaan bayi. Orang
–orang di sekitarnya kini mulai membuat rencana untuk bayi yang di nantikan.
Wanita tersebut menjadi lebih protektif terhadap bayi, mulai menghindari
keramaian atau seseorang atau apapun yang ia anggap berbahaya. Ia membayangkan
bahaya mengintip dalam dunia di luar sana. Memilih nama untuk bayinya merupakan
persiapan menanti kelahiran bayi. Ia menghadiri kelas –kelas srbagai persiapan
menjadi orang tua. Pakaian –pakaian bayi mulai di buat atau di beli. Kamar –
kamar di susun atau di rapikan. Sebagian besar pemikiran di fokuskan pada
perawatan bayi.
Sejumlah
kekuatan muncul pada trimester ketiga. Wanita mungkin merasa cemas dengan
kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri, seperti: apakah nanti bayinya
akan lahir abnormal, terkait persalinan dan pelahiran, apakah ia akan menyadari
bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar karena perutnya sudah
luar biasa besar,atau apakah organ vbitalnya akan m,engalami cidera akibat
tendangan bayi. Ia kemudian menyibukkan diri agar tidak memikirkan hal –hal
lain yang tidak diketahuinya.
Ia
juga mengalami prosesduka lain ketika ia mengantisipasi hilangnya perhatian dan
hak istimewa khusus lain selama ia hamil, perpisahan antara ia dan bayinya yang
tidak dapat dihindarkan, dan perasaan kehilangan karena uterusnya yang penuh
tiba –tiba akan mengempis dan ruang tersebut menjadi kosong.
Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang
akhir kehamilan. Ia akanmerasa canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan
dukungan yang sangat besar dan konsisten dari pasangangannya. Pada pertengahan
trimester ketiga, peningkatan hasrat seksual yang terjadi pada trimester
sebelumnya akan menghilang karena abdomennya yang semakin besar menjadi
halangan. Alternative posisi dalam berhubungan seksual dan metode aiternative
untuk mencapai kepuasan dapat membantu atau dapat menimbulkan perasaan bersalah
jika ia merasa tiodak nyaman dengab cara –cara tersebut. Berbagi perasaan
secara jujur dengan perasaan dan konsultasi mereka dengan anda menjadi sangat
penting
Tidak ada komentar:
Posting Komentar