Rabu, 14 Mei 2014

MITOS KEHAMILAN DAN FAKTANYA

oleh SISWANTI BUDI RAHAYU

Mitos Larangan bagi Wanita Hamil dan Faktanya
Mitos seputar larangan bagi ibu hamil memang banyak beredar, mulai dari sifatnya ilmiah hingga yang berbau mistis atau klenik,  kita sering dengar mitos yang menyebutkan bahwa wanita hamil dilarang menyiksa binatang atau membunuh binatang karena bisa menyebabkan anaknya lahir cacat atau menyerupai binatang yang dibunuh, hal tersebut sudah terpatri dalam benak masyarakat namun lebih ke arah mistis. Berikut mitos larangan bagi ibu hamil dan faktanya:
1. Mitos wanita hamil muda dilarang melakukan hubungan intim 
Hal ini untuk menghindari kontak tubuh yang mengakibatkan guncangan pada rahim yang bisa mengakibatkan keguguran. Ada baiknya terutama bila aktivitas tersebut membuat sang ibu merasa tidak nyaman atau sakit. Terutama bila si isteri ditindih oleh suami. Namun hal ini sepertinya hanya berlaku pada trisemester pertama alias hamil muda sedangkan untuk trisemester akhir justru disarankan oleh dokter kandungan melakukan hubungan suami istri agar melancarkan jalan lahir.
2. Mitos wanita hamil dilarang berolah raga
Ibu hamil justru disarankan agar melakukan olahraga ringan, karena jika hanya tidur maka akan berdampak buruk pada kesehatan.
Aktivitas bersih-bersih rumah tetap baik untuk menjaga kesehatan ibu hamil asalkan porsinya tidak terlalu berat, yang dilarang adalah olahraga yang berat.
3. Mitos wanita hamil dilarang makan ikan
Mitos ini jelas sangat keliru, ikan mengandung banyak protein yang baik untuk kesehatan dan juga kaya akan Omega 3 terutama ikan lau yang baik untuk kecerdasan bayi.
4. Mitos wanita hamil tidak boleh keluar malam dan harus memasang gunting dan bumbu@ di gantungkan di bajunya karena banyak roh jahat yang akan mengganggu janin
Secara psikologis, ibu hamil mentalnya sensitif dan mudah takut sehingga pada malam hari tidak dianjurkan bepergian. Secara medis kondisi ibu dan janin bisa terancam karena udara malam kurang bersahabat disebabkan banyak mengendapkan karbon dioksida (CO2).
5. Mitos wanita hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang dikandungnya tak terlilit tali pusar
Sebenarnya tak ada kaitan antara handuk di leher dengan bayi yang berada di rahim. Secara medis, hiperaktivitas gerakan bayi, diduga dapat menyebabkan lilitan tali pusat karena ibunya terlalu aktif.
6. Mitos wanita hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, nanti anaknya jadi mirip seperti orang yang dibenci tersebut
Sebenarnya mitos ini bertujuan supaya ibu yang sedang hamil dapat menjaga batinnya agar tidak membenci seseorang berlebihan.
7. Mitos wanita hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi kembar siam 
Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar dempet/kembar siam tidak dipengaruhi oleh makanan pisang dempet yang dimakan oleh ibu hamil. Jelas ini hanyalah sebuat mitos.
8. Mitos suami membunuh binatang atau menyakiti binatang ( memancing ) saat istri sedang hamil akan menbuat anak yang dilahirkan mengalami kecacatan. jelas ini mitos karena kecacatan bayi terjadi saat pembentukan janin ( konsepsi)
9. Mitos selama hamil tidak boleh makan sayur jantung ( bunga pisang ) dan hati ayam karena akan membuat kulit anak menjadi hitam keunguan. ini benar2 mitos
Mitos-mitos diatas hingga kini masih berlaku di masyarakat kita, jika ada yang mempunyai mitos seputar larangan untuk wanita hamil didaerahnya, mari kita beri penjelasan sesuai dengan yang kita tahu.....okeeee

PERUBAHAN DAN ADAPTASI PSIKOLOGIS DALAM MASA KEHAMILAN



PERUBAHAN DAN ADAPTASI PSIKOLOGIS DALAM MASA KEHAMILAN
by : Ifana Safitri

Psikologi wanita hamil tidaklah seperti wanita biasa mereka sedikit ada perbedaan.. nah apa saja kira-kira yang berubah dari seorang wanita ketika hamil.. mari kita simak..

HEMOROID PADA IBU HAMIL

Siswanti Budi Rahayu

AMBEIEN PADA IBU HAMIL

Hal ini terjadi pada  ibu hamil akibat tekanan pertumbuhan janin pada vena hemorrhoid. Ibu hamil sangat rentan menderita ambeien karena meningkatnya kadar hormon kehamilan yang melemahkan dinding vena di bagian anus. Banyak ibu hamil yang menderita ambeien setelah 6 bulan usia kehamilan karena adanya peningkatan tekanan vena dalam area panggul.
Beberapa ibu hamil juga mengalami ambeien selama proses persalinan akibat tekanan bayi yang kuat. Komplikasi setelah melahirkan juga memicu ambeien. Sebagai contoh, lembutnya daerah vagina dan bagian anus acap menyebabkan ibu menunda buang air besar, sehingga memicu terjadinya sembelit dan wasir.

GAMBARAN KLINIS

Derajat I : Perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri dan rasa gatal.
Derajat II : Perdarahan, menonjol, nyeri, dan reposisi spontan.
Derajat III : Perdarahan, mononjol, sangat nyeri, dan reposisi manual.
Derajat IV : Perdarahan, tonjolan tetap, nyeri terus menerus, dan tidak dapat reposisi.

DIAGNOSIS
  1. Darah di anus.
  2. Prolaps.
  3. Perasaan tidak nyaman di anus (mungkin puritus anus).
  4. Pengeluaran lendir.
  5. Anemia sekunder (mungkin).
  6. Tampak kelainan khas pada inspeksi.
  7. Gambaran khas pada anoskopi / rektoskopi.

PEMERIKSAAN

Sebelum dapat dilakukan pengobatan, diperlukan pemeriksaan yang teliti.
a.  Anamnesa atau riwayat penyakit.
b. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur)
c. Pemeriksaan dengan teropong yitu anuskopi atau proktoskopi dan rektoskopi.
d.  Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.
e. Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan penunjang.

PENCEGAHAN
Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah berulangnya kekambuhan wasir. Di antaranya:
  1. Hindari mengejan terlalu kuat saat BAB.
  2. Cegah konstipasi / sembelit dengan banyak mengonsumsi makanan kaya serat (sayur dan buah serta kacang-kacangan) serta banyak minum air putih minimal delapan gelas sehari untuk melancarkan BAB.
  3. Segera ke belakang jika niat BAB muncul, jangan menunda-nunda sebelum feses menjadi keras.
  4. Makan sayur dan buah yang cukup banyak.
  5. Kurangi konsumsi cabe dan makanan pedas.
  6. Tidur cukup.
  7. Jangan duduk terlalu lama.
  8. Senam/olahraga rutin.

MAKALAH BIDAN PRAKTIK SWASTA



Bidan Praktik Swasta yang sekarang disebut Bidan Praktik mandiri, apa sih sebenarnya?? biar tidak pada enasaran.. so, read this article!!! monggo...

 

Rabu, 23 April 2014

Kehamilan Letak Sungsang

Oleh : Yulaeka
Kehamilan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri, sedangkan bokong merupakan bagian terbawah di daerah pintu atas panggul atau simfisis (Prof.Dr.Ida Bagus Gede Manuaba,SpOG,1998).
Letak sungsang terjadi dalam 3-4% dari persalinan yang ada. Terjadinya letak sungsang berkurang dengan bertambahnya umur kehamilan. Letak sungsang terjadi pada 25% dari persalinan yang terjadi sebelum umur kehamilan 28 minggu, terjadi pada 7% persalinan yang terjadi pada minggu ke 32 dan terjadi pada 1-3% persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm. Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya adalah multiparitas, kehamilan kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa, panggul sempit, dan kadang-kadang letak sungsang disebabkan oleh kelainan uterus dan kelainan bentuk uterus.
Baik ibu maupun janin dengan letak sungsang memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan dengan letak kepala. Manipulasi secara manual dalam jalan lahir akan memperbesar risiko infeksi pada ibu. Pada janin, mortalitas tiga kali lebih besar dibandingkan dengan presentasi verteks, hal ini disebabkan karena setelah sebagian janin lahir maka uterus akan berkontraksi yang berakibat pada gangguan sirkulasi uteroplasenta, janin akan bernafas, dan terjadilah aspirasi air ketuban, mekonium, lendir dan darah.
Untuk menegakkan diagnosis letak sungsang diperlukan beberapa hal, yaitu anamnesis yang komunikatif dan terarah, pemeriksaan fisik yang teliti dan seksama, dan penunjang diagnosis dalam hal ini yaitu pemeriksaan ultrasonografi yang sangat membantu diagnosis dan pelaksanaan terapi serta intervensi lebih dini bisa dilakukan. Dalam kehamilan, mengingat bahaya-bahayanya, sebaiknya persalinan dalam letak sungsang dihindarkan. Untuk itu bila pada waktu pemeriksaan antenatal dijumpai letak sungsang, terutama pada primigravida, hendaknya diusahakan melakukan versi luar menjadi presentasi kepala, tak sulit.
Faktor-faktor presentasi bokong meliputi prematuritas, air ketuban yang berlebihan. Kehamilan ganda, plasenta previa, panggul sempit, fibra, myoma,hydrocepalus dan janin besar. Banyak yang diketahui sebabnya, ada pesentasi bokong membakat. Beberapa ibu melahirkan bayinya semua dengan presentasi bokong menunjukkan bahwa bentuk panggulnya adalah sedemikian rupa sehingga lebih cocok untuk presentasi bokong daripada presentasi kepala.. Implantasi plasenta di fundus atau di tonus uteri cenderung untuk mempermudah terjadinya presentasi bokong ( Harry oxorn,1996 ).

Penyebab letak sungsang dapat berasal dari
1.      Sudut Ibu
1)      Keadaan rahim
1)      Rahim arkuatus
2)      Septum pada rahim
3)      Uterus dupleks
4)      Mioma bersama kehamilan
2)      Keadaan plasenta
1)      Plasenta letak rendah
2)      Plasenta previa
3)      Keadaan jalan lahir
1)      Kesempitan panggul
2)      Deformitas tulang panggul
3)      Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala
2.      Sudut janin
Pada janin tedapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang :
1)      Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
2)      Hedrosefalus atau anesefalus
3)      Kehamilan kembar
4)      Hidroamnion atau aligohidromion
PrematuritasPenyebab letak sungsang dapat berasal dari
1.      Sudut Ibu
1)      Keadaan rahim
1)      Rahim arkuatus
2)      Septum pada rahim
3)      Uterus dupleks
4)      Mioma bersama kehamilan
2)      Keadaan plasenta
1)      Plasenta letak rendah
2)      Plasenta previa
3)      Keadaan jalan lahir
1)      Kesempitan panggul
2)      Deformitas tulang panggul
3)      Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala
2.      Sudut janin
Pada janin tedapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang :
1)      Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
2)      Hedrosefalus atau anesefalus
3)      Kehamilan kembar
4)      Hidroamnion atau aligohidromion
5)      Prematuritas 

Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus.
 Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala.
Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang.

Selasa, 22 April 2014

UPACARA TUJUH BULAN ( PITONAN )

Oleh : Siswanti Budi Rahayu

Bunda, kehamilan merupakan peristiwa yang sangat ditunggu oleh banyak wanita. Dahulu kala, seorang wanita yang bisa hamil merupakan suatu lambang kesuburan. Di berbagai daerah di Indonesia, pasti banyak tradisi-tradisi yang dilakukan saat seseorang sedang hamil, tak terkecuali di daerah pulau Jawa. Banyak sekali rangkaian upacara yang dilakukan saat wanita sedang hamil, contohnya upacara mapag tangga, neloni, mrocoti ngandhangake, dan yang paling populer salah satunya yaitu upacara piton-piton.

Menurut situs chandrarini.com, bahwa upacara piton-piton dilaksanakan pada waktu kandungan telah memasuki tujuh bulan. Tak jarang masyarakat menyebutnya dengan upacara piton-piton. “Piton” berasal dari bahasa jawa “Pitu” yang artinya Tujuh. Tradisi upacara piton-piton hanya dilaksanakan bagi wanita yang baru pertama kali hamil. Untuk kehamilan kedua, ketiga, keempat, dst tidak diwajibkan untuk melakukan upacara ini.
Pelaksanaan upacara piton-piton ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan, di mana upacara dilaksanakan pada hari dan tanggal sebelum bulan purnama, misalnya antara tanggal 1, 3, 5, 7, 9, dst. Ada pula yang mengambil pedoman hari lahir (weton) orang yang sedang mengandung. Biasanya upacara piton-piton ini dapat dilaksanakan saat siang maupun malam hari.


Ditambahkan dalam situs zabhie.com, upacara piton-piton terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan, dimulai dari kenduri, siraman, membelah cangkir, menjatuhkan teropong, berganti pakaian, dan diakhiri dengan menjual rujak. Menurut tradisi yang berkembang, upacara ini merupakan upacara terpenting diantara upacara-upacara lainnya yang diadakan saat seseorang sedang hamil.